PALEMBANG - DumaiPortal.com - Pemerintah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan protes keras atas perubahan nama PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) menjadi PT Pupuk Indonesia. Protes itu disampaikan lantaran kedigdayaan PT Pusri sebagai salah satu penghasil Pupuk terbesar di Asia tenggara hanya tinggal sejarah. Selain itu, secara finansial Pemerintah daerah mengalami kerugian yang tak sedikit akibat hilangnya aset yang tertanam di PT Pusri. Protes pemerintah setempat itu akan didukung pula oleh pihak DPRD Sumsel.
Protes keras itu disampaikan Alex Noerdin, Gubernur Sumsel dihadapan rapat paripurna istimewa DPRD Sumsel, Bertepatan dengan HUT Sumsel ke 66 tshun yang berlangsung Selasa, 15 Mei 2012.
Menurut Alex berdirinya PT Pusri tidak dapat dilepaskan dari peran pemerintah setempat sehingga setiap perubahan semestinya harus mendapat persetujuan pemerintah daerah "kita akan protes, nama besar Sriwijaya hilang begitu saja setelah perubahan ini," kata Alex Noerdin.
Menurut Alex, sudah selayaknya nama dan cakupan kewenangan PT Pusri dikembalikan seperti sediakala. "Ini bukan hanya sekedar pabrik pupuk, akan tetapi punya nilai sejarah yang panjang bagi kita di Sumsel,” ujar Alex yang diwawancarai usai rapat paripurna DPRD Sumsel dalam rangka peringatan HUT ke 66 Provinsi Sumsel.
Langkah Alex didukung oleh DPRD Setempat. Arudji Kartawinata, anggota DPRD Sumsel mengataakan langkah Gubernur akan didukung secara penuh oleh pihak legislative. Arudji yang pernah bekerja selama puluhan tahun di PT Pusri mengatakan “Turut Berduka cita atas hilangnya PT Pusri 1959 (Pusri Holding). Tamat sudah riwayat dan nama besar PT Pupuk Sriwijaya, pioner industri pupuk Indonesia yg didirikan tahun 1959 ada 40% saham pemda Sumsel yang juga hilang.”
Menurut Arudji, PT Pusri Palembang yang ada sekarang ini merupakan hasil pemisahan (spin off) Pusri holding, yang sarat dengan unsure pemaksaan kehendak. Dia menilai Kebijakan Meneg BUMN Dahlan Iskan mengganti PT. Pusri Holding jadi PT. Pupuk Indonesia dengan alasan tidak mungkin ada 2 Pusri sangat irasional. Arudji memastikan Sumsel akan kehilangan tiga poin utama dengan adanya perubahan nama PT Pusri yang ia sebut sebagai pengkerdilan peran PT Pusri dalam penyedian pupuk bagi rakyat.
“paling tidak ada 40% saham milik pemda yang disetor saat pendirian hilang, kita juga kehilangan potensi pendapatan daerah,” ujar Arudji Kartawinata di forum yang sama.
Pada pertengahan April lalu, PT Pupuk Sriwijaya atau Pusri (Persero) resmi berganti nama menjadi PT Pupuk Indonesia Holding Company. Pusri juga mengganti logo perusahaan serta kemasan pupuk. Holding tersebut membawahi lima BUMN pupuk yakni PT Pusri Palembang,PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang,dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)
Sementara salah satu komisaris PT Pusri Maulana Singadekane mengatakan pihaknya sama sekali tidak dilibatkan dalam rapat pembentukan holding dimaksud. Dirinya hadir hanya sebatas undangan dan tidak memiliki hak suara untuk berbicara.
Dirinya hingga saat ini juga belum mengetahui arah kebijakan yang akan diambil holding termasuk kebijakan mengganti logo dari karung untuk pupuk. Kita belum tahu apakah masih berlogo Pusri. Tapi sekarang saya dengar sudah satu logo yang akan digunakan yaitu logo holding pupuk Indonesia untuk pupuk bersubsidi. Saya tidak tahu untuk pupuk non subsidi," katanya.(dpo)
Judul : PT Pusri Ganti Nama, Pemprov Sumsel Protes
Deskripsi : PALEMBANG - DumaiPortal.com - Pemerintah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan protes keras atas perubahan nama PT Pupuk Sriwidjaya (...
