Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana,
membantah jika kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan
menambah jumlah pengangguran di Indonesia.
Untuk itu, menurut Armida, ketika dijumpai di sela sidang paripurna
di DPR, Senin 17 Juni 2013, pernyataan fraksi yang ada di dalam sidang
tidak sepenuhnya benar. "Apa yang berkembang dalam sidang paripurna
adalah seolah-olah kesempatan kerja berkurang," katanya.
Armida melanjutkan, bahwa anggapan seperti itu tidak betul. Sebab,
pemerintah sudah memperhitungkan seluruhnya. Nantinya, target
pengurangan pengangguran akan bisa mengikuti apa yang ditargetkan oleh
pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013.
Nantinya, kata dia, dengan kompensasi BBM yang digunakan untuk
membangun infrastruktur dasar agar bisa membuat target pengangguran
tetap di kisaran 5,9 persen. "Targetnya adalah 5,8-6,1 persen, demikian
juga dengan angka kemiskinan," katanya.
Angka kemiskinan, menurut Armida, juga tidak akan bertambah. Selama
ini, yang dipikirkan DPR adalah dana Bantuan Lansung Sementara
Masyarakat (BLSM) yang untuk 15,5 individu. Padahal, dana BLSM tersebut
akan diberikan untuk satu keluarga yang berarti empat orang.
"Jadi, yang dapat bantuan ada 62 juta orang atau 25 persen jumlah penduduk," katanya.
Menteri Keuangan Chatib Basri juga mengungkapkan bahkan kenaikan
harga BBM bersubsidi tersebut tidak akan menambah kenaikan jumlah angka
penduduk miskin di Indonesia. "Sebenarnya, angka kemiskinan tidak akan
mengalami kenaikan," kata dia, di kesempatan sama.
Chatib juga menegaskan, bahwa alasan pemerintah menaikkan harga BBM
sudah cukup jelas. Sebab, selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran,
di mana 70 persen BBM bersubsidi lebih dinikmati oleh orang kaya.
Pemerintah, lanjutnya, tidak bisa membiarkan porsi BBM bersubsidi
sebesar Rp300 triliun lebih banyak di manfaatkan oleh orang kaya.
"Kebijakan seperti ini harus kita lakukan agar kondisi makro kita
stabil. Apakah kita spent hingga Rp300 triliun yang 70 persen digunakan oleh orang kaya," tegasnya.
Sementara itu, terkait dengan keputusan kenaikan harga BBM, Chatib
mengaku bahwa akan segera diputuskan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. "Saya harus katanya, kenaikan akan diputuskan oleh Presiden
dan itu tidak akan lama lagi," tambahnya. (adi)