Jakarta - Kementerian Perhubungan mendirikan sekolah pilot negeri baru di Banyuwangi Rp 200 miliar. Hal ini mengantisipasi pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan SDM Kemenhub Santoso Eddy Wibowo mengatakan, SDM merupakan faktor vital dalam industri penerbangan, seiring dengan penambahan maskapai penerbangan, jumlah pilot yang diperlukan setidaknya 800 pilot per tahun. Adapun untuk kawasan Asia, kebutuhannya mencapai sekitar 185.000 pilot hingga 2031.
"Karena itulah, kita dorong keberadaan sekolah pilot di Banyuwangi. Sekolah penerbangan ini merupakan sekolah pilot negeri kedua di Indonesia selain sekolah serupa yang sudah ada di Curug, Tangerang, Banten," ujar Santoso Eddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/4/2013).
Hari ini para taruna sekolah pilot negeri di Banyuwangi, yang merupakan salah satu jurusan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya, melakukan penerbangan perdana (first flight).
First flight itu dilakukan oleh taruna angkatan pertama yang merupakan putra daerah Banyuwangi bernama Muhammad Ananditya Patria Pratama (19) yang mengudara dengan menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Land. Sejak didirikan pada November 2012, sekolah pilot di Banyuwangi memiliki 12 siswa pada angkatan pertama.
Eddy mengatakan, untuk sekolah pilot di Banyuwangi, tahun ini disiapkan dana Rp 40 miliar. Dana itu termasuk untuk pembelian tiga pesawat latih Cesna 1755, sehingga tahun ini sekolah pilot Banyuwangi akan mempunyai lima pesawat latih dari sebelumnya hanya punya dua, yaitu Socata Tobago Tb 10.
Total dana Rp 200 miliar disiapkan untuk penyelesaian kampus dan berbagai fasilitas ideal lainnya yang akan tuntas 2016.
"Kita sudah kerja sama dengan Boeing yang akan melakukan supervisi untuk meningkatkan kualitas SDM di industri penerbangan, termasuk para pilot di sekolah ini," kata Santoso.
Targetnya sekolah pilot Banyuwangi, akan dihasilkan lulusan 60 pilot per tahun. "Tentu itu tidak cukup dan terus kita tingkatkan. Seiring penambahan jumlah siswa dan fasilitas, diharapkan lulusan bisa di atas 100 pilot per tahun. Sekolah pilot di Banyuwangi ini disiapkan sebagai pilot project untuk pengembangan sekolah pilot moderen di Indonesia. Kita akan godok pilot-pilot andal dari Banyuwangi," katanya.
Santoso menambahkan, pendirian sekolah pilot negeri Banyuwangi sangat urgent lantaran training area sekolah serupa di Curug Tangerang saat ini sudah terbatas dan terkurangi oleh aktivitas bandara Soekarno-Hatta.
Banyuwangi dipilih sebagai lokasi sekolah pilot karena dinilai paling feasible dibanding daerah lainnya. Wilayah yang sempat dipertimbangkan adalah Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep.
"Hambatan Banyuwangi relatif tidak ada, dataran sekitarnya cukup landai. Training area-nya juga masih luas sehingga masih bisa dikembangkan. Pemda-nya juga sangat mendukung," katanya.
Judul : Setelah Curug, Pemerintah Dirikan Sekolah Pilot di Banyuwangi Rp 200 Miliar
Deskripsi : Jakarta - Kementerian Perhubungan mendirikan sekolah pilot negeri baru di Banyuwangi Rp 200 miliar. Hal ini mengantisipasi pesatnya pertumbu...