Jakarta - PT Indonesia AirAsia memastikan diri sebagai maskapai murah paling dikenal di Indonesia. Direktur Komersial Indonesia AirAsia Bernard Francis menilai penerbangan adalah bisnis yang seksi.
Maskapai yang menyediakan nasi padang di pesawat ini juga idak terlalu fokus untuk menerbangkan penumpang untuk rute domestik. Hanya 19 rute yang dioperasikan di dalam negeri, kalah jika dibanding rute internasional yang mencapai 22 rute. Market share-nya pun berbanding jauh, 40% untuk komersial dan hanya 3% untuk domestik.
Bernard Francis menekankan satu hal, perusahaan melakukan itu karena domestik sudah terlalu banyak pemain. Selai itu dia pun bercerita tentang tips dan trik, suka duka menjalankan bisnis penerbangan.
Berikut petikan wawancara Bernard Francis ketika ditemui detikFinance di Gedung Equity Tower, SCBD, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Sudah berapa lama anda terjun ke bisnis penerbangan?
Saya sudah berkerja di bisnis airlines selama 15 tahun. Awalnya 6 tahun saya di AirAsia Malaysia dari awal, sebagai Visional Director of Distribution and Network, dan saya memutuskan untuk pergi dan bergabung dengan Malaysia Airlines selama 6 tahun sebagai Vice President of Global and Marketing, lalu saya keluar dan berhenti selama 1,5 tahun untuk melakukan hal-hal pribadi saya. Tapi tidak terlalu menarik dan saya kembali ke bisnis ini dan bergabung dengan Indonesia AirAsia dan menjadi Director Commercial di sini.
Sebelum terjun ke bisnis maskapai, anda kerja di mana?
Sebelum di Maskapai saya bekerja di perusahaan infrastruktur di Malaysia yaitu YTL. Mereka membangun hotel, konstruksi, tol, jalur kereta, selama 9 tahun.
Apakah anda punya latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan penerbangan?
Saya tidak punya pendidikan mengenai airlines, semuanya berjalan di pekerjaan yang saya jalankan. Di dunia ini tidak ada pendidikan khusus untuk airlines. Mereka punya kepariwisataan, permesinan, dan pilot. Tapi kalau untuk jabatan komersil di airlines, anda hanya melakukan pekerjaan dan bekerja. Dan harus memiliki pengalaman, nanti pekerjaan itu yang akan mengajari anda.
Caranya bagaimana?
Bisnis airlines, saya katakan anda datang bekerja selama 2 tahun dan anda lulus. Itu lah waktu berapa lama anda bisa mengerti bisnis ini. 2 tahun anda harus belajar, belajar dan belajar, setelah 2 tahun anda akan mengatakan, ya saya mengerti. Dan itu berlaku untuk siapapun.
Apakah anda senang bekerja di bisnis ini? Apa yang anda lihat di bisnis ini?
Bisnis ini seksi. Seksi karena semua orang berpikir bisnis ini menyenangkan, menarik. Bisnis ini adalah tentang orang, tapi di sisi lain ini adalah bisnis yang kompleks, karena semua hal harus benar-benar baik. karena ada mesin, semua, perawatan, harus benar-benar sempurna. Pilotnya harus bersih, dan mereka hanya bisa bekerja 1000 jam per tahun.
Ini bisnis yang rumit. Membutuhkan banyak perencanaan. 60% dari bisnis ini merupakan perencanaan. Dan sisanya adalah menjual kursi. Dan menjual kursi itu pun sebuah tantangan. Karena biaya itu tidak tetap, berubah-ubah. Karena harga bahan bakar sekarang bisa US$ 90 besok bisa US$ 100.
Duka dari bisnis ini apa?
Dukanya bisnis ini menegangkan, karena saat kita baik-baik saja sewaktu-waktu harga bahan bakar melambung, ada bom di sana sini, ada flu burung, kita terimbas hal itu. Jadi itulah bagian sulit dari bisnis ini. Karena kita harus dengan cepat untuk memstimulasi permintaan pasar.
Suka dari bisnis ini?
Bagian seksinya kita bisa bertemu banyak orang, melayani, cabin crew, bepergian dan lainnya. Karena bisnis ini seksi, semua orang ingin bergelut di bisnis ini, dan terjadi kompetisi yang besar. Bisnis ini adiktif, seperti narkoba. Sekali anda belajar, anda tidak mau keluar. Bisnis ini sangat adiktif.
Tapi ada beberapa maskapai bangkrut dan pailit, seolah bisnis ini meredup. Bagaimana anda melihatnya?
Semua bisnis bisa saja bangkrut. Sebenarnya, banyak bisnis maskapai yang bangkrut tapi tidak terkuak. Tahun lalu, di dunia ini 60 maskapai bangkrut di dunia. Khususnya 5 tahun ke belakang di dunia ini ada sekitar 100 maskapai bangkrut dengan mudah.
Untuk 1 alasan, yaitu harga bahan bakar. Karena beberapa orang membeli bahan bakar di muka dan di akhir. Banyak airlines melakukan itu. Beberapa airlines sangat kokoh, mereka mengelola keuangan dan perputaran uang dengan baik, dan stabil. Ketika harga bahan bakar melonjak, mereka akan kehilangan uang tapi tetap bisa berjalan. Beberapa airlines baru memulai, dan mereka tidak punya uang, saat harga bahan bakar melonjak, mereka bangkrut. Banyak faktor, terkadang manajemen juga sangat penting.
Maskapai penerbangan yang masih bertahan selama ratusan tahun sampai saat ini hanya 10. Sisanya, mereka dulu besar, tapi mereka tidak bisa mengikuti perubahan dan perkembangan jaman dan mereka gagal. Dan bahkan kadang-kadang kepemimpinannya tidak terbuka akan suatu perubahan. Terkadang biaya melonjak dan kadang kecelakaan terjadi. Itu lah mengapa bisnis ini banyak yang bagnkrut.
Begitulah bisnis ini, kalau tidak mengikuti perkembangan dan perubahan, anda tidak akan mendapatkan pasar. Semua yang menhasilkan uang, kita masuk. Yang tidak menghasilkan uang kita tinggalkan. Itu pesan dari bos saya. Karena pada akhirnya, kalau tidak punya uang, anda tidak bisa berkembang.
Untuk AirAsia sendiri tahun ini akan membeli pesawat berapa? Jenis apa?
Tambahan kita 10 tapi kita sudah punya 3, mereka datang pada bulan Januari. 100% airbus semua grup. Harganya saya tidak tahu. Yang saya tahu kita merupakan pelanggan A 320 terbesar di dunia. Jadi saya yakin, bos saya melakukan negosiasi yang baik soal harga. Harga pastinya hanya dia yang tahu,
Tahun depan bagaimana?
Rencana kita kalau infrastrukturnya kondusif, kita akan membeli lebih banyak pesawat. Kesempatan di Indonesia ini sangat besar. Mungkin kita akan menambah 10-15 atau bahkan 20 pesawat tahun depan. Dengan catatan tidak ada masalah, selama bandara bisa memberikan kami ruang.
Kenapa harus Airbus A320?
Untuk LCC ada semacam peraturan. Kita selalu ingin memakai satu tipe pesawat. Bisa boeing atau Airbus. Untuk low cost airlines, kita terbang tidak lebih dari 4 jam. Hanya 3 sampai 4 jam. Jadi kita mengembangkan di banyak frekuensi.
Jadi kita hanya terbang 2 jam, 3 jam tapi sering setiap harinya. Dan itulah konsep kita. Dan pesawat yang paling cocok untuk melakukan penerbangan tak lebih dari 4 jam adalah Boeing 737 series, dan Airbus A320 series. Jadi saya rasa negosiasi dan diskusi yang dilakukan bos saya baik.
Apakah tidak berminat beli Airbus A380?
Belum. Tidak untuk sekarang. Saya rasa kita harus melihat dari segi ekonomi dan efisiensi dan produktifitas pesawatnya. A380, kalau semuanya ekonomi bisa masuk sampai 600 penumpang. Tapi untuk terbang dengan 600 penumpang, anda harus terbang lebih jauh, mungkin London, jadi anda dapatkan sisi ekonomisnya.
Tapi kalau melakukan penerbangan jarak pendek, tidak bagus. Anda tidak bisa menutupi biayanya. Jadi saya tidak tahu, tapi selalu ada masa depan. Kita tidak tahu mungkin saja kita akan bisa mengganti A330 kita menjadi A380. Saya rasa tidak ada LCC di dunia punya A380.
Anda melihat pasar Indonesia besar, bagaimana dengan bandaranya?
Tergantung dari persepktif mana kita melihatnya, Kalau anda melihat infrastuktur Jakarta airport memiliki angka penumpang tertinggi di Asia, 60 juta penumpang per tahun. Changi sekitar 40 juta, Bangkok 50 juta, Malaysia 30 juta. Jadi tergantung dari mana kita melihatnya.
Kalau soal penumpang, Indonesia tertinggi. Saya bisa melihat ada potensi yang sangat besar di sini. Di sisi lain kita mendorong pemerintah untuk memperbaiki dan menambah infrastruktur dalam hal slot yang saya rasa mereka sedang melakukan itu.
Harapannya apa?
Kita ingin slot yang lebih banyak. Semua airlines membutuhkan itu. Dan itu bukan lah rahasia, itu permintaan yang umum.
Judul : Penerbangan adalah Bisnis yang Seksi
Deskripsi : Jakarta - PT Indonesia AirAsia memastikan diri sebagai maskapai murah paling dikenal di Indonesia. Direktur Komersial Indonesia AirAsia Bern...