Tak hanya berstatus sebagai pelatih kepala, Rahmad Darmawan alias RD juga menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia U-23. Menurut RD, tak ada yang salah dengan rangkap jabatan yang diembannya di Timnas Indonesia U-23 sebab di negara-negara maju sudah menerapkan mekanisme serupa. Oleh karena itu, ketika ditawari untuk merangkap posisi sebagai pelatih dan manajer Timnas Indonesia U-23, RD langsung menyanggupi.
Rahmad Darmawan mengatakan, jabatan pelatih dan manajer yang diemban oleh satu orang memang belum begitu populer di tanah air. Biasanya, posisi pelatih dan manajer dijabat oleh dua orang yang berbeda. Di Indonesia, jabatan manajer biasanya dipegang oleh orang yang punya pengaruh kuat, terutama dalam mengupayakan pendanaan tim.
Di timnas atau klub-klub di Eropa, lanjut Rahmad Darmawan, sebenarnya sudah cukup lama menerapkan pola rangkap jabatan tersebut. Sebut saja misalnya Sir Alex Ferguson yang selain menjadi pelatih kepala tim Manchester United (MU) juga merangkap jabatan sebagai manajer tim raksasa asal Inggris itu.
“Padahal, negara-negara maju sudah menerapkan (rangkap jabatan manajer dan pelatih) itu,” ujar Rahmad Darmawan belum lama ini.
Sistem rangkap jabatan pelatih sekaligus manajer menurut RD justru sangat efektif untuk mengelola sebuah tim. Visi dan misi yang sudah dicanangkan diyakini akan semakin mudah diterapkan apabila jabatan pelatih dan manajer diampu oleh satu orang, tentunya dengan dibantu oleh staf yang kapabel dan mumpuni di bidang tersebut.
RD mengakui sebenarnya bukan dirinya yang mengusulkan rangkap jabatan di Timnas Indonesia U-23. Gagasan ini justru datang dari Satlak Prima bentukan KONI yang bersama BTN bertugas membentuk Timnas Indonesia U-23 yang akan diterjunkan ke SEA Games 2013 di Myanmar nanti.
Saat gagasan tersebut ditawarkan kepadanya, Rahmad Darmawan menyatakan setuju dengan syarat ia memperoleh dukungan dari orang-orang yang kapabel dan dinilai mampu membantunya untuk menyukseskan pengelolaan Timnas Indonesia U-23.
“Saat saya datang, mereka (Satlak Prima) sudah memutuskan hal itu dan saya hanya ditanya apakah saya sanggup. Dukungan orang-orang yang kapabel dalam tim adalah syarat yang saya berikan untuk menyanggupi keputusan itu. Saya bertugas merancang visi tim dan menerapkannya,” ujar RD.
Sebenarnya, penerapan rangkap jabatan pelatih dan manajer ini bukan untuk pertamakalinya di Indonesia. Saat Alfred Riedl menukangi Timnas Indonesia senior, pelatih asal Austria itu juga merangkap jabatan sebagai pelatih sekaligus manajer tim Garuda.