Jakarta - Konsultan properti tingkat dunia, Jones Lang LaSalle menganggap wajar soal pertumbuhan industri properti di Indonesia. Pihak Jones Lang berkeyakinan pasar properti Indonesia masih jauh dari kondisi bubble.
Perbandingan kontribusi industri properti di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sangat kecil hanya di bawah 10%. Hal itu yang mendasari bahwa properti di Indonesia masih sangat jauh dari bubble.
Demikian dikatakan Head of Research Indonesia Anton Sitorus saat konferensi pers, di kantornya, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (17/4/2013).
"Rasio properti loan ke PDB kita masih sangat kecil di bawah 10%. Kalau Amerika dan Singapura itu tinggi sekali lebih dari 50%. Kita masih sangat jauh di bawah, kemungkinan dampak bubble masih belum," ujarnya.
Ia mengatakan, kekhawatiran bubble juga dilatarbelakangi oleh situasi yang terjadi di tahun 1990-an dan kolaps di tahun 1998 terkait dengan masalah kredit macet.
"Kalau mengacu itu, kita lihat statistik ini belum pada level mengkhawatirkan. Kalau pun ada concern hanya di beberapa segmen saja misal di kawasan industri yang sangat cepat pertumbuhannya," terangnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Country Head Indonesia Jones Lang LaSalle Todd Lauchlan, menurutnya, pertumbuhan properti di Indonesia masih stabil. Hal itu ditopang oleh seimbangnya antara permintaan dan persediaan di sektor properti.
"Tidak mungkin bubble. Masih stabil," kata dia.
Judul : Rasio Bisnis Properti Terhadap PDB Rendah, RI Masih Jauh dari Bubble
Deskripsi : Jakarta - Konsultan properti tingkat dunia, Jones Lang LaSalle menganggap wajar soal pertumbuhan industri properti di Indonesia. Pihak Jones...