|
dr. Tri Gunnadi bersama bocah autis dan hadirin |
DUMAI - DumaiPortal.com - Kota Dumai yang dikenal sebagai kota pelabuhan dan Industri ternyata berpotensi memicu perkembangan gejala autis bagi anak-anak.
Demikian disampaikan oleh dr. Tri Gunnadi, pakar psikolog anak medik di sela-sela evaluasi dan assessment anak-anak berkebutuhan khusus yang digelar oleh Yayasan Harapan Bunda, Jum'at (10/05/2013) kemarin.
Menurut Gunnadi, autis adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat anak tidak mampu berinteraksi dan sosial, seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Autis ini cenderung pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan tubuh anak.
"Ada beberapa faktor penyebab gejala autis ini menjangkit pada anak-anak, seperti faktor infeksi oleh virus, faktor makanan dan faktor lingkungan. Namun faktor infeksi oleh virus jarang ditemui, yang lebih sering itu disebabkan oleh faktor makanan dan faktor lingkungan sekitar," terang dokter spesialis rehabilitasi medik ini.
"Menurut kajian ilmiah, kedua faktor baik makanan maupun lingkungan hampir sejalan karena penyebab utama gejala autis kedua faktor ini adalah logam berat, seperti Cadmium, Mercuri dan Timbal (Cd, Hg, PB). Logam-logam berat tersebut dapat berasal dari asap rokok, asap kebakaran hutan dan asap pabrik," lanjut Gunnadi.
Dikatakan Gunnadi, Dumai yang dikenal dengan kota pengolah minyak dan 'penghasil' asap bersumber dari kebakaran hutan berpotensi sangat besar untuk pertumbuhan gejala autis karena secara langsung ataupun tidak, logam-logam berat tersebut tanpa disadari sudah terkonsumsi oleh masyarakat Dumai.
"Begitu juga dengan makanan yang berasal dari laut, seperti ikan. Menurut kajian pakar kelautan, sebagian besar laut Indonesia sudah tercemar oleh logam berat mercury yang dikenal dengan raksa. Mercury tersebut berada dalam tubuh ikan, lalu kita memakan ikan tersebut sehingga mercury yang ada dalam tubuh ikan kita konsumsi," papar dokter muda ini.
Meski demikian, lanjut Gunnadi, masyarakat Dumai khususnya para wanita, masih bisa menghindari perkembangan gejala autis pada anak-anak dengan menjaga bahan makanan yang akan dikonsumsi sejak dini serta mengaktifkan Pos Pelayanan Tepadu (Posyandu) untuk balita dan batita di kota ini.
Menyikapi paparan Gunnadi tersebut, Jhon Fikar dan dr. Hj. Onnie Chairunissa, komisi I DPRD Dumai, berencana akan segera menggelar workshop dan seminar untuk mengantisipasi potensi negatif terhadap pertumbuhan gejala autis di kota Dumai.
"Kita akan segerakan menggelar workshop dan seminar dalam rangka mensosialisaikan hal ini agar masyarakat Dumai bisa mencegah tumbuhnya gejala autis pada anak-anak bangsa," lanjut Jhon Fikar. (dpo-03)
Judul : Dumai Rawan Berkembangnya Autis
Deskripsi : dr. Tri Gunnadi bersama bocah autis dan hadirin DUMAI - DumaiPortal.com - Kota Dumai yang dikenal sebagai kota pelabuhan dan Industri terny...